Biomarker pada Infark Miokard Akut: Diperlukan yang lebih Dini

  • Suko Adiarto Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, jln S Parman Kav 87 Jakarta 11420

Abstract

Paling tidak dalam 4 dekade terakhir, Infark Miokard Akut (IMA) masih menempati urutan pertama dalam daftar penyakit penyebab kematian di seluruh dunia. Secara historis, terdapat kemajuan yang sangat pesat dalam penatalaksanaan penyakit ini, baik dalam segi diagnostik, terapi medikamentosa, maupun tindakan revaskularisasi. Khususnya di bidang diagnostik, penggunaan 3 kriteria WHO yang meliputi nyeri dada tipikal, perubahan EKG dan meningkatnya biomarker (enzim) yang spesifik sangat membantu meningkatkan akurasi diagnostik IMA secara signifikan. Bandingkan, pada tahun 1940­1950 hanya sekitar 15 persen penderita yang dirawat di ICCU dengan dugaan ternyata benar­benar mengalami IMA.
Kemajuan di bidang diagnostik juga diikuti oleh kemajuan yang sangat pesat dalam penata laksanaan IMA, dimana fokus utama tatalaksana IMA telah bergeser dari limitasi luasnya infark dengan cara menurunkan kebutuhan oksigen miokard menjadi terapi reperfusi, baik dengan cara farmakologi (fibrinolitik) maupun secara mekanik (Primary PCI)

Downloads

Download data is not yet available.

References

Roberts R, Kleimen NS. Earlier diagnosis and treatment of acute myocardial infarction necessitates the need for a ‘new diagnostic mind­set’. Circulation 1994; 89:872­881

Yasuda S, Shimokawa H. Acutemyocardial infarction: the enduring challenge for cardiac protection and survival.Circ J. 2009;73:2000­8.

Body R, Carley S, Wibberley C, McDowell G, Ferguson J, Mackway­Jones K. The value of symptoms and signs in the emergent diagnosis of acute coronary syndromes. Resuscitation 2010; 81:281­6

Aldrovandi A, Cademartiri F, Menozzi A, Ugo F, Lina D, Maffei E, et.al. Evaluation of coronary atherosclerosis by multislice computed tomography in patients with acutemyocardial infarction and without significant coronary artery stenosis: a comparative study with quantitative coronary angiography. CircCardiovasc Imaging 2008;1:205­11.

Van de Werf F, Bax J, Betriu A, Crea A, Volkmar F, Filipatos G, et.al. Management of acute myocardial infarction with persistant ST­segment Elevation. Eur H Journal 2008; 29:2909­45

Muliartha, Ali M, Sargowo D. Biomarker baru monoclonal antibody fragmentasi collagen type IV untuk mendeteksi acute myocard infarction terkait infeksi perviromonas gingivalis. J Kardiol Indones. 2011; 32: 209­20
Views & Downloads
Abstract views: 4131   
PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 2978   
How to Cite
Adiarto, S. (1). Biomarker pada Infark Miokard Akut: Diperlukan yang lebih Dini. Indonesian Journal of Cardiology, 32(4), 221-2. https://doi.org/10.30701/ijc.v32i4.81